FORUM BERDESA DAN EDUKASI

Berdesa, Berdata, Bermedsos

 
Panduan Sistem Mesin Uang Otomatis (SMUO)

.

Cara Menghasilkan Uang dari Blog

.

Panduan Sukses Bisnis di AMAZON.COM

sukses dari amazon.

AdsenseCamp (Pay Per Click)

.

Adsense Indonesia

Kumpul Blogger (Pay Per Click)

Claxon Media (Pay Per View)

Digg

Bidvertiser

Sukses dari AWSurveys

.

Software Pasang Iklan Massal di Internet

software pasang iklan massal di internet

Software Iklan Baris Massal

Software Iklan Baris Massal

Media Promosi

Media Iklan Baris Gratis !.

Smorty Blog Advertising

Blog Advertising - Get Paid to Blog

10 Mitos Penggunaan Obat yang Keliru
Minggu, 01 April 2012

Obat dapat dilihat sebagai pedang bermata dua. Dapat memberikan kesembuhan, namun dapat pula menyebabkan kesakitan bahkan kematian. Demikian disampaikan Prof. DR. dr. Rianto Setiabudy SpFK, dari Departemen Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Menurut Rianto, masalah penggunaan obat yang baik dan benar masih menjadi fenomena kompleks. Banyak mitos keliru yang berkembang di masyarakat tentang penggunaan obat yang justru dapat memperburuk derajat kesehatan seseorang.

"Prinsipnya, gunakan obat yang mantab manfaatnya, aman, sesuai dengan kondisi seseorang dan terjangkau," kata Rianto saat acara forum diskusi di Jakarta, Kamis, (29/3/2012).

Rianto menuturkan, penggunaan obat dapat dikatakan rasional apabila indikasi penggunaannya tepat, dosis dan cara pemberian tepat, lama pemberian tepat, dan biaya terjangkau.

Sebagai Guru Besar Farmakologi FKUI, Rianto menjabarkan 10 mitos yang salah di masyarakat terkait penggunaan obat, seperti dijelaskan di bawah ini :

1. Meningkatkan dosis obat menyebabkan penyakit lebih cepat sembuh

"Tidak benar. Salah besar jika ada orang yang beranggapan demikian," ucap Rianto. Ia menjelaskan, seorang pasien tidak boleh meningkatkan dosis obat tanpa sepengetahuan dokter yang bersangkutan. Tindakan ini dinilainya justru dapat menimbulkan masalah kesehatan yang baru.

2. Menggunakan lebih banyak jenis obat lebih manjur

Penggunaan berbagai macam jenis obat untuk mengatasi satu jenis penyakit dengan alasan biar cepat sembuh bukan cara yang tepat. Penggunaan obat dengan jenis yang beragam akan percuma karena besar kemungkinan obat tersebut memiliki kandungan yang sama. "Kalau bisa pakai satu obat, pakai satu saja," katanya.

3. Obat "paten" atau mahal akan lebih manjur dari yang murah

Tidak benar jika ada orang yang beranggapan dengan membeli obat yang mahal, maka penyakitnya bisa lebih cepat sembuh. Masyarakat harus tahu bahwa obat paten dan generik memiliki khasiat yang sama. "Bahkan kalau ada keluarga saya yang sakit, saya selalu kasih obat generik," ujar Rianto.

4. Kalau suatu obat terbukti manjur untuk orang lain, pasti akan manjur juga untuk saya

Belum tentu. Tidak semua obat yang cocok bagi orang lain pasti cocok pula untuk Anda. Sebagai contohnya, seseorang yang sama-sama menggunakan kacamata minus belum tentu dapat menggunakan kacamata orang lain yang sama-sama memakai kacamata minus.

"Jadi semua tergantung dari sejauh mana tingkat keparahan penyakit orang dan untuk memastikannya harus diperiksakan ke dokter," tegas Rianto.

5. Orang tipe "badak" perlu dosis besar

'Apabila orang lain dosisnya cukup satu, saya tidak mempan dan harus makan dua atau tiga obat sekaligus' Pernyataan itu mungkin sering kita dengar. Tetapi menurut Rianto, tidak semua obat memiliki tingkat yang seramah itu jika dikonsumsi tidak sesuai dosis. "Karena ada obat yang apabila dikonsumsi berlebihan jutru akan menimbulkan efek samping berbahaya," ucapnya.

6. Suntik mempercepat sembuhnya sakit

Banyak orang beranggapan suntik itu lebih manjur. Tetapi pada orang yang mengalami alergi pemberian obat dengan cara disuntik jauh lebih berbahaya dari pada yang diminum. "Jadi janganlah mendesak dokter untuk minta disuntik," katanya

7. Makan obat dalam waktu lama bisa merusak ginjal

"Beberapa pasien hipertensi menderita stroke karena mitos yang ke tujuh ini," katanya. Banyak pasien berpikir, konsumsi obat yang banyak dan terus menerus dalam jangka waktu lama dapat merusak ginjal. Padahal keputusan mereka untuk memberhentikan minum obat justru dapat berdampak lebih fatal. "Jutru yang erusak ginjalnya itu adalah hipertensinya, bukan obatnya," jelanya

8. Obat tradisional atau herbal pasti aman

Obat herbal atau tradisional belum tentu aman. Menurut Rianto, obat yang seratus persen aman adalah plasebo karena tidak memiliki khasiat.

9. Vitamin adalah kebutuhan esensial untuk mempertahankan kesehatan tubuh

Seseorang tidak memerlukan asupan multivitamin. Karena sebanyak apa pun seseorang mengonsumsi vitamin, hal itu tidak akan mampu menggantikan posisi dari makanan.

10. Suplemen makanan sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan

Suplemen bentuknya memang seperti obat tetapi dia bukan obat. Produen boleh mengklaim apa aja tentang khasiat suplemen yang mereka buat tanpa harus membuktikan, asal tidak mengklaim menyembuhkan atau menceagh suatu penyakit. "Ini yang tidak disktehui konsumen," katanya.

Source : www.health.kompas.com
posted by MOCH. SAICHU, SS, M.Si @ 08.45   0 comments
<!-- end blogger code-->
Biodata Pengelolah

MOCH. SAICHU, SS, M.Si
Kab Sidoarjo, East Java, Indonesia
Tentang Saya
Lihat Profil Lengkap
Sudahkah Anda Shalat


Free Blog Content

CHAT BOX
Name :
Web URL :
Message :
:) :( :D :p :(( :)) :x
Artikel Terkini
Arsip
Links Pemerintah
Links GuruNet
Links Teman

Anda Pengunjung Ke

Asal Pengunjung

free counters

Powered by

BLOGGER

CO.CC:Free Domain

Banner Exchange

duniacyber.com Indonesia Advertising Portal

Info Lowongan Kerja

BengkelProgram.com

FORUM BISNIS DAN EDUKASI

© 2005 FORUM BERDESA DAN EDUKASI Blogspot Template by Isnaini Dot Com